Wednesday, March 25, 2015

Petualangan Membuat Visa Pelajar Jepang

Visa merupakan dokumen perizinan yang dikeluarkan oleh suatu negara untuk masuk ke negara itu. Kalau Visa Jepang ya berarti izin untuk masuk ke Negara Jepang baik untuk tujuan wisata, bisnis, magang, tinggal sementara maupun tinggal permanen. Syarat yang dibutuhkan yang wajib adalah Paspor dan KTP. Syarat pendukung lainnya bisa berbeda-beda tergantung untuk visa jenis apa. BTW anyway  yang aku bilang syarat KTP tadi mungkin perlu koreksi ya untuk anak di bawah umur. Daripada salah nih langsung cuss aja ke sumber yang terpercaya http://www.id.emb-japan.go.jp/visa.html.

Kali ini aku mau ceritakan 'petualangan' seorang gadis eksotis, sebut saja namanya Mawar, dalam memperjuangkan pembuatan visa pelajarnya ke Jepang.

Hari itu, Kamis, tgl 5 Maret 2015 Mawar sedang berbahagia akhirnya CoE (Certificate of Eligiblity) yang telah 3 pekan lebih ditunggu akhirnya sampai. CoE adalah surat yang dikeluarkan oleh bagian Imigrasi di Jepang sebagai syarat untuk mengajukan visa pelajar Jepang. Untuk mendapatkan CoE ini, bukan kita sendiri yang mengurus, tetapi kampus di Jepang yang akan menguruskan ke kantor Imigrasi di Jepang sono. Kalau sudah release CoE tersebut akan diforward ke kita melalui post sebagai amunisi kita untuk membuat visa. Normalnya, CoE release 2-4 pekan dari pekan diajukan kampus kita ke kantor Imigrasi. Untuk kasus Mawar ini, karena kampusnya di daerah Ishikawa, maka kantor imigrasi yang mengeluarkan CoE adalah kantor imigrasi yang di Kanazawa. Kalau kurang puas dengan penjelasan tentang CoE, bisa nih baca artikel ini.

Selanjutnya, tak mau berlama-lama larut dalam kebahagiaan semu (karena masih banyaak yang harus diurus), maka pada Senin, tanggal 9 Maret 2015, meluncurlah Mawar dengan kereta ekonomi Jaka Tingkir ke Jakarta, untuk mengurus visa. Karena Mawar berdomisili di Jawa Tengah, maka untuk mengurus visa Jepang, dia harus mengurusnya di Kantor Kedutaan Besar Jepang di Jakarta. Jadi, mengurus visa itu disesuaikan dengan domisili kita. Untuk melihat wilayah yuridikasi, bisa cek di sini.


Singkat cerita sampailah Mawar di rumah sepupunya di bilangan Bekasi Barat dekat dengan stasiun Cakung pada hari Selasa dini hari. Kemudian di hari yang sama lebih kurang pukul 08.00 WIB Mawar diantar sepupunya ke stasiun Cakung. Dari stasiun Cakung itu lah Mawar memulai petualangannya di Jakarta. Maklum, si Mawar ini kan gadis desa yang cuma tahu wilayah Soloraya Ngayogjakarta Hadiningrat.

Jalur-KRL-Commuter-Line-Jabodetabek-Terbaru-2015
credit


Peta dari Stasiun Juanda ke Kedubes Jepang di Jl.Thamrin
Kedubes Jepang Jakarta yang beralamat di Jl. Thamrin 24 Gondangdia Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta. Setelah melihat peta, nampaknya akses stasiun terdekat adalah Stasiun Juanda. Dari stasiun Juanda, bisa lanjut Bus Transjakarta dari halte Juanda kemudian transit di Halte Harmoni untuk ganti bis dan turun di Halte Sarinah. Kalau dulu halte terdekat adalah Halte Bunderan HI, tapi halte itu sudah dibongkar dan halte terdekat adalah halte Sarinah. Yah, perlu jalan 'dikit' sih.

Selain bus TJ, alternatif lain adalah taksi. hohoo....
Waktu untuk pembuatan visa dibatasi dari jam 08.30-12.00 WIB sedangkan untuk pengambilan visa dialokasikan dari jam 13.30-15.00. Jadi, karena masih bingung dan takut keburu waktu dari Stasiun Juanda akhirnya Mawar memilih naik taksi. Jangan sampai salah jam yak.

Dari Juanda ke Jl.Thamrin sebenarnya tidak terlalu jauh, namun hari itu ada kejadian luar biasa terjadi di Jl. Thamrin. Wisma Kosgoro, gedung perkantoran yang letaknya hampir tepat di seberang kedubes Jepang terbakar. Ditambah proyek monorel yang pengerjaannya di bekas halte bundaran HI juga sedang berjalan, membuat jalanan semakin padat merayap. Macet cyiiin....

Entah berapa lama di jalan, alhamdulillah sampai juga di depan gedung unik yang lokasinya sederet dengan Plaza Indonesia itu. Setelah menyelesaikan transaksi dengan si bapak sopir taksi, Mawar pun turun dari taksi dan terpana mendapati antrian di depan pintu Kedubes yang sudah mengular agak panjang ('agak' ya, karena pas ngambil lebih panjang lagi antriannya). Itu baru antrian masuk gedung lho ya. Ketika sudah sampai depan pintu, Pak Satpam pun bersiap membukakan pintu yang kontrol kuncinya ada di ruang kontrol sambil mengatakan ke Mawar untuk menyiapkan KTP.

Alhamdulillah, giliran masuk gedung pun tiba. Mawar pun masuk dan menyerahkan KTP di loket yang terletak di belakang pintu masuk. Setelah memberikan KTP, petugas memberi kartu berisi nomor (entah nomor apa) seperti kartu nomor ketika kita menitipkan tas di supermarket. Dari loket tadi nampak ada pintu putar unik. yang ternyata merupakan akses keluar.

"Lah masuknya dari mana?" Pikir Mawar.

Saat tengok-tengok bingung macem anak kecil kehilangan ibunya di tempat asing, tiba-tiba ada mas-mas yang keluar dari pintu putar unik memberi tahu Mawar.

"Pintu masuknya di situ," kata si emas tadi sambil menunjuk ke sebuah pintu.

Ternyata di sebelah loket tadi ada sebuah pintu bertuliskan "Masuk". Kemudian masuk lah Mawar melalui pintu itu yang merupakan pintu masuk sebuah ruang pemeriksaan. Di dalam ruangan itu sudah ada 2 petugas dan seperangkat metal detector seperti yang ada di bandara. Setiap pengunjung yang akan memasuki gedung ini harus melalui pemeriksaan. Kalau OK dan pengunjung terbukti tidak membawa barang-barang berbahaya, petugas akan meminta temannya yang di ruang kontrol untuk membukakan pintu masuk ke gedung (jadi dari tadi kita masih di gedung depan gedung utama, nah loh).

Baiklah, setelah melalui serangkaian antrian panjang dan pemeriksaan dengan metal Detector, akhirnya Mawar berada di depan gedung dengan pintu yang bebas dibuka tutup (tidak pakai kontrol-kontrol seperti di depan tadi). Masuk gedung langsung belok kiri, maka kita temui ruang pengurusan visa dan paspor yang penuh dengan manusia. Mawar pun masuk dan sempat bingung mencari mesin tiket. Ternyata mesin tiket ada di dekat loket-loket. Ada dua mesin tiket. Mesin tiket A dan B. Pilih mesin tiket A untuk pengurusan Visa.

A124 adalah nomor antrian Mawar waktu itu. Dia harus menunggu 74 antrian lagi sampai nomor antriannya dipanggil. Oiya, tidak boleh foto-foto selama di dalam sini. Jadi sambil menunggu Mawar dengan manis sambil komat kamit dzikir dan berdoa semoga berjalan lancar. Sesekali Mawar cek-cek dokumen lagi. Form aplikasi, Paspor, fotocopy KTP dan CoE. Oke sip sudah komplit. Mawar juga membawa print out email pemesanan tiket nuat jaga-jaga.

Beberapa menit menjelang nomernya dipanggil tetiba ada bapak-bapak dengan warna suaranya yang kencang (cukup kencang untuk didengar semua orang di ruangan itu) berkata kepada satu persatu pengunjung di dekatnya,

"Pak, Pak, paspornya sudah ditempelin ini? Ditempelin dulu biar nanti ga usah ngisi lagi di depan."

 "Bu, bu, paspornya sudah ditempelin ini? Ditempelin ini dulu buk, trus diisi aja namanya. Jadi di depan tidak usah ngisi-ngisi lagi."

Si Bapak itu berkeliling sambil membawa segepok kertas kecil sambil membagi-bagikannya ke pengunjung lain. Mawar pun penasaran. Ketika si Bapak sudah hampir dekat dengan posisinya duduk, Mawar melirik kertas apa yang di bawa si Bapak. Nampaknya Mawar lihat segepok kertas itu tadi di meja yang memang disediakan kedubes untuk pengunjung menata dokumen-dokumennya.

Tak mau ketinggalan, ketika mas-mas dan mbak-mbak di samping Mawar melambai ke si Bapak untuk meminta kertas itu, Mawar pun ikut melambai sebagai kode bahwa ia juga meminta kertas itu.
Seperti ini lah kertas itu kemudian mengisinya dan memasukkannya di map bersama dokumen-dokumen lainnya.
Tinggal diisi saja nama pemohon, nomor paspor yang diajukan visa, nama pembawa, dan nomor telepon

Nampaknya si bapak tadi adalah orang dari suatu travel agent yang sudah berpengalaman dan berharap antrian semakin cepat berjalan dengan membantu para pengunjung karena nanti di loket pun akan diberi kertas seperti itu dan diminta mengisi. Kertas kecil itu tadi oleh petugas akan ditempel di paspor kita.

Menit demi menit berlalu akhirnya nomor antrian Mawar dipanggil, dengan perasaan dag dig dug ia melangkah pasti ke loket. Sampai di depan loket Mawar memberikan 1 map berisi dokumen-dokumen yang dibutuhkan ke petugas. Bapak Petugas nampak serius dan cepat melakukan pengecekan setiap dokumen mengembalikan beberapa dokumen yang tidak butuhkan seperti cover paspor, fotocopy paspor dan printout tiket.

Tidak ada 5 menit proses apply selesai

"Diambil hari Jum'at antara jam 13.30 sampai jam 15.00 ya," kata si Bapak petugas. Itu artinya proses penerbitan visa adalah 4 hari dihitung dari hari pengajuan permohonan.

Dengan perasaan lega, Mawar pun melangkah pulang ke rumah kakak sepupunya di Bekasi dan pada Hari Jum'at, Mawar kembali ke Kedubes Jepang untuk mengambil visa. Tak lupa ia siapkan uang tunai Rp400.000. Rp320.000 untuk bayar visa, sisanya untuk jaga-jaga saja :D.

Itu tadi sepenggal kisah Mawar tentang petualangannya dari desa ke kota demi mendapatkan visa sebagai syarat menimba ilmu di negeri para samurai.

Dari cerita di atas dapat diambil kesimpulan :

  1. Membuat visa pelajar Jepang itu mudah dan cepat asal semua syarat (Formulir, fotocopy KTP, Paspor asli dan CoE asli) sudah lengkap. Pada postingan sebelumnya ada Tips Mengisi Form Permohonan Visa Jepang. Silakan merujuk ke sana untuk panduan mengisi formulir
  2. Untuk masuk ke gedung kedubes Jepang harus melewati serangkaian pemeriksaan yang ketat
  3. Jangan lupa ambil tiket antri dari mesin tiket A begitu sampai di dalam ruang pengurusan visa dan paspor 
  4. Proses penerbitan visa minimal 4 hari dihitung dari hari pengajuan. Misal mengajukan hari Selasa, normalnya Jum'at sudah bisa diambil
  5. Biaya untuk pembuatan visa single entry adalah Rp320.000 dibayarkan TUNAI saat mengambil visa di loket yang sama saat mengajukan. Harga pembuatan visa sewaktu-waktu berubah, sila dicek di sini
  6. Akses transportasi umum dari Cakung-Kedubes Jepang : Stasiun Cakung --> turun Stasiun Juanda --> naik Bus TransJakarta di Halte Juanda --> transit di Halte Harmoni --> pindah bis jalur menuju Halte Sarinah (tanya petugas halte bisnya yang mana) --> turun halte Sarinah --> jalan kaki menuju Kedubes Jepang
Semoga petualangan gadis eksotik dari desa tadi bermanfaat ya ^_^



 


1 comment: